Breaking News:
|
Anda ingin beramal?, satu klik anda sangat berharga bagi kami, silakan klik iklanSittidibawah ini, setelah itu bagikan artikel ini, terimakasih kami ucapkan kepada anda

Gerbang Kemiskinan

Penulis : Udo Iwan

Satu hal yang dikhawatirkan oleh rasulullah Saw.adalah ketika dibentangkannya dunia, sebagaimana diluaskan pada umat-umat terdahulu, kemudian manusia saling bersaing untuk merengkuhnya, hingga mereka lebur, jatuh terjerembab dan tersungkur, layaknya umat di masa lampau.

Sebagai sample, bisa dilihat bagaimana Qarun dan hartanya dibenamkan ke dalam tanah, kekayaan telah menutup gerbang hatinya, hingga Ia lupa pada sang Pemberi. Kekayaan telah menggelapkan pandangnya, hingga Ia tidak bisa melihat orang-orang yang butuh dan telah menulikan telinganya, hingga Ia tidak bisa mendengar seruan nabi Musa ‘alaihissalam.

Sample lain juga bisa dilihat pada kaum Saba, yang Allah Ta’ala ceritakan dalam al Qur’an, tanah-tanah subur, pohon-pohon rindang dan hijau, sungai yang mengalir dan buah-buahan yang ranum, dikaruniakan kepada mereka, namun mereka lupa dan akhirnya Allah akhiri cerita mereka dengan air bah, hancurlah semua kekayaan itu, kemudian tumbuh pohon-pohon yang tak bisa dimakan buahnya.
Potongan contoh berikutnya juga bisa dilihat pada kisah pemilik kebun, satu orang bertaqwa kepada Allah dan menyadari semua itu dari-Nya, bukan semata kerja keras dan seorang lagi seorang yang angkuh, yang merasa apa yang dihasilkan adalah hasil dari kerja kerasnya, semua keindahan itu membuat terminal otaknya berhenti berpikir tentang kekuasaan Allah.

Ia lupa kalau semua yang Ia dapatkan itu datangnya dari Allah, kemudian Allah tutup lembaran kisahnya dengan kehancuran pada kebun itu hingga kemudian ia menyesali diri, sayang, tak berarti akhirnya seperti itulah kesudahan orang yang terlalu sombong atas nikmat yang diberi, Allahlah yang patut untuk sombong.

Dari hadis yang diriwayatkan oleh al Bukhari tersebut dapat dambil kesimpulan, bahwa kekayaan dapat melupakan dari mengingat Allah, itu sebabnya kenapa Rasulullah mengkhawatirkan ketika dibentangkan dunia kepada umatnya. Namun bukan berarti Rasulullah melarang umatnya untuk kaya, kekhawatiran itu hanya beliau tujukan kepada umatnya yang akar keimannya lemah, takut tak kuat diterpa angin nafsu. 

Sedangkan kepada umatnya yang memiliki tembok keimanan, sama sekali Rasulullah tidak mengkhawatirkan, sebagai contoh bisa kita lihat pada sahabat Abu Bakar, misalnya. Kita ketahui, bahwa Abu Bakar adalah sahabat Nabi yang kaya, memilik harta yang banyak, kemudian harta itu Ia sumbangkan untuk Islam, hingga Nabi bertanya, “Apa yang kau tinggalkan untuk anak dan istrimu,” apa jawabnya?,
“Allah dan rasul-Nya.”

Kita juga bisa melihat Utsman bin Affan, lihatlah bagaimana kedermawanannya, membantu orang yang membutuhkan, menyumbangkan hartanya untuk perkembangan Islam. Dari contoh ini dapat kita petik pelajaran bahwa Islam tidak melarang umatnya untuk kaya. Hanya saja ada kekhawatiran dari Rasulullah jikalau kekayaan itu diberikan kepada orang yang beriman lemah.

Bukan berarti kemiskinan tidak perlu dientaskan, karena kemiskinan merupakan masalah akut yang melanda bangsa kita. Dari contoh ini juga dapat kita ambil hikmah, bahwa kekayaan itu juga dapat menghancurkan seperti halnya kaum Saba’, Qarun dan sipemilik kebun.

Itu lantasan karena pondasi keimannya tidak kokoh. Jikalau keimanan itu telah membaja dalam dada, kita bisa lihat sahabat Abu Bakar dan Usman bin Affan, harta menjadikannya semakin dekat pada Allah. Membuka pintu dan mata hatinya, menyadari bahwa semua itu adalah amanah. Tentunya semua itu kembali bagaimana kita membawa kekayaan tersebut, dengan melihat jurang-jurang yang akan mendatangkan kehancuran, dengan akal dan pikiran hingga ia mencapai garis ketakutan yang luar biasa pada Ilahi.

Kemiskinan merupakan sebuah kata yang sering berkeliaran di udara, sebuah kata yang sering ditangkap oleh telinga atau direkam oleh mata melalui media, baik cetak maupun elektronik dan juga mungkin melingkari kehidupan kita sehari-hari. Kebanyakan manusia amat takut terjatuh kedalamnya, takut semua kebutuhan tak tercukupi, seakan tak yakin kalau Allah selalu memenuhi, mereka lupa pada ayat Allah yang mengatakan akan memberi dari pintu yang tak terduga.

Akibatnya mereka berusaha dengan berbagai cara untuk mendapatkan kekayaan, mereka begitu sedih dan berduka ketika kekurangan harta, bahkan yang lebih menyedihkan sampai menukar agamanya hanya untuk mendapatkan kesenangan sekejap. 

“Semua makhluk yang melata di bumi Allah cukupkan rezekinya,” tak ada yang luput, begitulah Allah berfirman. Semua bala khawatir bisa dibendung dengan tembok keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, seperti itulah Allah menjamin. Tak lagi ada badai was-was dan cemas.

Jangan sampai indahnya dunia menyamatkan pandangan mata, hingga tak bisa melihat titik hitam di tengah benderang.  Kalau kita sering browsing, kita akan saksikan begitu banyak berita-berita kriminal, pencopetan, perampokan berlanjut pembunuhan, tujuannya cuma satu, harta.

Tentunya semua mendambakan hidup damai, saling bantu, memberi dan menolong antara sesama, tak ingin adanya kekerasan. Tapi itulah kenyataannya, demi harta apapun dilakukan. Kemiskinan adalah jeratan yang harus dibongkar semua pihak tanpa pandang bulu, dengan tentunya terus memupuk keimanan, agar bisa seperti halnya Abu Bakar dan Usman bin Affan. Namun kemiskinan tetaplah fakta dan telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan. Yang kaya tambah perkasa dan yang miskin tambah melarat.

Waalahu a'lam


Posted by Pelatihan blog4 on 02.58. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added