Breaking News:

Bermimpi bukan dosa

Penulis : Ekta Yudha Perdana

Tiap orang berilmu dituntut punya cita - cita. Tak terhenti dengan masa dan tak terbentur oleh ruang. Itulah cita - cita. Orang tanpa cita - cita, kosong. Berlari dan mengejar zaman yang makin cepat dengan pergerakan dan semua agenda yang berproses. 

Kita diam dengan keadaan adalah suatu kehampaan. Melamun bersama khayalan tanpa kepastian. Kita tahu sejarah  Nabi Yusuf yang pernah bermimpi menjadi orang besar yang disegani oleh banyak orang dan Allah pun wujudkan mimpi itu menjadi kenyataan.

Allah melihat usaha kita. Allah menghormati tiap peluh yang kita keluarkan untuk suatu kemajuan. Allah akan berikan hak kepada manusia walau hanya sebiji padi amalan kita.

Bermimpilah wahai manusia. Tanpa mimpi, kita tak akan pernah berambisi buat menjadi orang besar. Orang besar adalah orang yang mempunyai semangat juang yang tinggi. Orang besar memiliki jati diri yang kuat walau cobaan silih berganti, untuk tergapainya satu cita - cita.

Hiduplah lebih berarti. Dunia yang semakin usang dengan dosa - dosa para penghuninya membuat kita bosan dan jenuh dengan kemunduran. Orang bodoh selalu terlihat di tepi - tepi bangunan pencakar langit dan orang miskin nasionalisme nampak di parlemen Indonesia. Sebab cita - cita sebagai manusia itu masih dikerdikan oleh nafsu jabatan dan harta. 

Sebaik - baik manusia adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain, sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi Muhamad.s.a.w. Berbuat baik walau kita hidup sederhana itu suatu yang mulia dari pada hidup bermewah - mewah dengan emas dan berlian yang mahal, tapi dirinya lebih murah dari hartanya. 

Bermimpi itu tidak bayar dan tidak dosa, jadi apa salahnya kalau kita punya mimpi? Lihat masa depan kita dengan mata terbuka. Pengalaman menjadi guru terbaik buat menatap cita - cita. Bergerak dan susunlah agenda supaya hidupmu terancang dengan jelas. 

Biar dunia tidak menghinakanmu disaat dunia sudah bosan dengan kebodohanmu. Mari bersama kita berjuang untuk tergapainya cita - cita. Melihat mimpi yang tiap detik berubah menjadi nyata. Moga Allah membimbing kita menuju ridhanya dan mengampunkan atas kebodohan kita selama ini.

Wallahu a'lam

15.29 | Posted in | Read More »

Save KPK..? Lebay.

Penulis : Ekta Yudha Perdana

KPK dan Polri adalah bagian dari pemerintah, tujuan yang sama yaitu memberantas korupsi dan menciptakan kedamaian di bumi Indonesia. Polemik yang mulai mewarnai kehidupan di tataran masyarakat Indonesia sudah mulai binggung dengan keadaanya sebenarnya.

Malah ada yang tidak mengerti permasalahan pun antara KPK dan Polri  sudah berani mengatakan,
 " Save KPK,". Memang apa yang perlu dilindungi? KPK dan Polri punya tugas yang sama juga ialah memberantas korupsi, tidak kuat hanya KPK saja yang bergerak dalam memberantas korupsi di Indonesia, jadi mesti kerjasama.

Yang disayangkan adalah multi persepsi dari masyarakat Indonesia terhadap kinerja yang dilakukan oleh dua instansi ini. Ada yang mendukung dan ada yang membantah. Bahkan ada yang mengatakan,
 " KPK tidak boleh ada yang melemahkan..!".

Pertanyaannya, Siapa yang mengurangi tugas KPK? Dari dulu sama saja KPK mempunyai kebebasan ruang dalam bergerak, tidak dipersempit oleh instansi mana pun. kalau KPK dilemahkan oleh pihak - pihak tertentu dari personal itu mungkin, tapi bukan instansi.

Jadi kalau ada istilah KPK harus selalu dijaga, KPK mesti didukung. Polri juga melaksanakan tugasnya sebagai Polri. Tidak menyalahi tugas KPK juga, sebab Polri dan KPK adalah badan hukum yang dijaga negara dan punya kewenangan juga dalam memberantas korupsi.

Over asumsi yang ada di grassroot adalah bahwa Indonesia akan hancur kalau KPK ada yang melemahkan. Kita tahu bahwa Komjen Pol Sutarman selaku kepala Bareskrim Polri dan Johan Budi. S.P sebagai juru bicara KPK mengingkan perdamaian yang ada di dua instansi ini dan mereka mengharapkan ketua Polri dan ketua KPK berdiskusi dan duduk bersama dalam mencari solusi.

Tidak ada namanya kebencian di antara kedua lembaga pemerintah tersebut. Hanya saja ada orang yang tidak suka terhadap keharmonisan yang ada di antara Polri dan KPK. Kalau ini terjadi, maka yang bergembira adalah para koruptor.

Mereka suka akan kejadian yang menimpa KPK dan Polri. Para mafia akan berani lagi bermain di atas meja kalau Polri dan KPK tidak cepat dalam menyelesaikan masalah ini. Ruang gerak KPK dan ruang gerak Polri akan terhambat kalau masalah ini masih terus berlarut- larut dan tidak mencapati titik hasil.

Kalau kita bicara oknum personal yang menyebabkan KPK terus melemah kinerjanya, itu mungkin. Tapi, kalau perang atau adanya kebencian di antara kedua lembaga tersebut, maka itu sesuatu yang tidak masuk akal.

Kita bangsa yang besar, kita bangsa yang berbudaya dan negara pun punya cita - cita untuk terus berobsesi dalam membasmi semua koruptor sampai tidak tersisa. Mari bersama kita membaca dan menganalisa dan jangan terbawa oleh asumi yang mengatakan bahwa KPK dan Polri seperti musuh.

Sebab takutnya peluang itu akan diambil oleh mafia - mafia untuk terus melakukan konspirasi di tubuh KPK dan Polri. Tidak ada namanya, save KPK atau save Polri. Yang ada save Indonesia.
Jayalah terus Indonesiaku..

01.27 | Posted in | Read More »

Negara beragama

Penulis : Ekta Yudha Perdana

Islam agama sempurna. Islam agama toleransi dan Islam pun agama yang suci. Pluralisme adalah kemajmukan dari sebuah toleransi. Pluralisme kadang menjadi bumerang buat umat Islam. Bahkan ada tokoh yang mengatakan,
" Semua agama benar,".

Lafaz yang keluar dari mulut seorang tokoh itu lebih banyak pengaruh ke masyarakat yang mendengarnya dibandingkan dengan statment dari orang biasa. Agama mengajarkan kebaikan, agama membimbing yang salah tujuan dan agama pun sebagai tiang pegangan.

Tapi, kita mesti bedakan antara jalur sosial dan jalur teologi. Kalau bicara tentang sosial, memang kita mesti saling bantu sebagai makhluk sosial. Mau itu beragama : Kristen, Budha, Hindu. Dalam konteks bermasyarakat memang itulah ajaran agama Islam.

Kita tetap mengatakan, bahwa Islam adalah agama yang diridhai Allah dan selainnya adalah sesat. Itu wajib kita katakan, walau di depan teman atau saudara kita yang tidak se-akidah dengan kita. Jangan mengatasnamakan pluralisme akhinya kita mengatakan semua agama benar. Padahal kita sudah tahu surat Al- Kafirun membantah tentang penghambaan orang Kafir dan Muslim yang tidak sama. Jadi doktrin pluralisme jangan dibawa ke ranah ketuhanan.

Wajib mengatakan, Islamlah agama yang benar. Barat selalu melakukan intervensi dan kontaminasi dari soal ideologi dan akidah. Sampai umat Islam jauh dari Al- Quran dan ajaran Nabi, baru mereka ridha. Negara sejalan dengan Islam dan Islam pun penyanggah negara biar tetap berjalan di atas jalurnya. Yang menyebarkan doktrin pluralisme tiada lain adalah kaum sekularis, menuntut negara untuk mengakui bahwa semua agama adalah benar.

Bagi siapa yang mendukung doktrin pluralisme, maka dia  akan mendapatkan dukungan yang kuat dari berbagai elemen masyarakat yang notabene berbeda agama. Jadi negara beragama itu cita - cita pancasila, tapi bukan berarti semua agama adalah benar. Semua agama mempunyai kasih sayang dan mengajarkan untuk selalu membantu bagi yang memerlukan. Tapi, yang mesti diperhatikan adalah bahwa tidak semua agama bertuhankan satu.


Wallahu a'lam

11.03 | Posted in | Read More »

Gelar " Lc " Tanpa Taring

Penulis : Ekta Yudha Perdana

Persaingan adalah bagian dari kehidupan. Kita lahir ke dunia pun disebabkan adanya persaingan di antara sperma yang lain. Jadi mengeluh dari beratnya hidup adalah kekalahan. Perjuangan panjang dan lelah adalah suatu proses untuk mengarungi badai masalah yang membuat kita semakin tegar dan semakin kuat. 

Coba kita lihat di sekitar kita, adakah orang yang lebih baik dari kita? Kalau ada, tunjukan bahwa kau lebih hebat darinya. Orang yang lemah adalah orang yang tak bisa menatap masa depan dengan tatapan yang tajam dan meyakinkan.

Di zaman sekarang yang diperlukan itu adalah skill ( keterampilan ) yang kita miliki, bukan hanya sekadar gelar : Lc, MA, PHD, S.Ag, SE dan sebagainya. Buat apa gelar yang banyak itu kalau kontribusi yang diberikan ke masyarakat hanya isapan jempol dan hanya omong kosong.

Teori yang tinggi tanpa aplikasi adalah orang yang kerdil. Jadi kalau ada orang yang belagak seolah pintar dalam semua bidang itu bohong. Sebagaimana yang dikatakan DR. Yusuf Al- Qaradhawi, " Siapa yang berfatwa bukan dibidangnya maka fatwa itu ditolak,".

Zaman modernitas sekarang ini, kita dituntut untuk menguasai satu bidang yang betul - betul kita pakar di dalamnya. Tentu banyak orang mempunyai kualitas yang sama dengan kita malah bahkan di atas kita. Jadi itu seharusnya bukan membuat kita kecil hati, melainkan kita terus mencoba mengasah diri kita untuk terus berkarya dalam bidang kita.

Dunia modernitas adalah dunia kompetitif, bukan zaman orang kaya berkuasa, tetapi orang berilmu sebagai penguasa. Jadi kita selaku manusia yang diberikan otak untuk berfikir, maka kita diwajibkan untuk terus menganalisa.

Dalam ayat Quran Allah berfirman, "ليبلوكم أيكم أحسن عملا " yang artinya : " Untuk menguji siapa yang paling baik di antara kalian amalnya,".
Kenapa ayat di sana menggunakan lafadz" أحسن " Artinya : Paling baik 
bukan  "أكثر" Artinya : Paling banyak ?

Di dalam ayat surat Al-Mulk ini bermakna bahwa Allah itu menyukai kepada manusia yang paling baik amalnya, bukan paling banyak. 

Jadi tendensi dari ayat ini adalah kita mestinya mengutamakan kualitas dari kuantitas. Tentu kualitas itu akan terbentuk kalau adanya saingan yang ketat di antara kita. Contoh : Penjual butik, dia menjual butik dan di sekitarnya tidak ada yang menjual butik, jadi wajar kan kalau butik itu akan terjual laku. Tapi kalau ada saingannya satu dua gerai butik, Jadi dilihat siapa yang paling bagus bahannya dan paling murah itu yang dibeli oleh pembeli. Maka terjadilah persaingan dan menghasilkan kualitas pembuatan.

Apalagi kalau kita lihat sejarah Nabi Muhamad. s.a.w dan para Sahabatnya, ketika dalam majlis selalu ditanya oleh Nabi, " Siapa di antara kalian yang puasa? Siapa di antara kalian yang sedekah? Siapa di antara kalian yang solat tahajud? Dan sebagainya. Pertanyaan itu bermaksud bahwa Rasul mengajarkan kepada kita umatnya  hidup itu penuh dengan kompetisi.

Mari bersama kita bersaing di antara kita untuk menggapai ridha Allah. Jangan kalah sebelum perang. Cari kemampuan apa yang ada dalam diri kita dan setelah itu fokuskan bidang itu sampai kita menjadi pakar. Insya Allah kalau kita seorang pakar, ilmu kita akan bisa dinikmati oleh orang banyak.  

Selamat mengikuti kompetisi Saudaraku...!

Waalahu a'lam.

15.33 | Posted in | Read More »

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added